“Enak Bu Fir, tinggal ngawasin sesekali,
selebihnya, Alhamdulilaaah, uang SPP anak-anak ini jadi nggak deg-degan lagi “
cerita Beliau.
“Apalagi ini kepercayaan suami ke saya,
jadi saya juga nggak nganggur-nganggur banget di rumah. Ada aktifitas, tapi
masih bisa ngurus anak. Hidup jadi sehat Bu! “ tambahnya.
Mama mulai tertarik kayanya. Ia
menegakkan badan, siap menyimak dengan serius.
“Iya? Coba-coba mana kertas? Ayo coba
itung-itungan Bu!” tantang Mama.
Teman Mama itu berdiri, mengambil kertas
dan mulai mencoret-coret dengan angka-angka. Aku ikut memperhatikan. Bisnis
seperti ini selalu jadi topik bahasan yang menarik buat aku, apalagi buat Mama
yang belakangan ini sibuk cari dan memutuskan bisnis sampingan.
“Iya sih, aku juga hampir tiap hari ke
Alfamart. Beli minuman adem, tambah tua gini, cepet banget ya dehidrasi. Kalo
jauh-jauh males juga parkirnya, jadi ya emang paling enak ke Alfamart ya.” kata Mama.
“Lah iya Bu Fir, ini kan jaman praktis,
kalo buat sehari-hari ya males juga jauh-jauh, pilihnya yang pasti-pasti aja,
harga kepajang, ada pilihan, bisa milih. Pasti enaknya ya ke minimarket kan.
Nah ini, kalo kita nggak peka ngeliat pasar, sayang banget kan.” tambah teman Mama.
Mama khusyuk memperhatikan, mencatat di
notesnya sesekali, terkejut, ada semangat yang besar dan harapan yang besar
pula, terlihat dari binar matanya. Bisnis minimarket, apalagi Alfamart, adalah
hal yang paling diharapkan sama Mama. Sekarang, Mama bertemu orang yang dengan
gamblangnya menjelaskan panjang lebar. Mama seperti bertemu dengan sosok
kiriman Tuhan kayanya. Sudah beberapa kali Mama memintaku untuk membukakan
internet dan mencari info tentang waralaba Alfamart. Mama pun sudah beberapa
kali membaca ulang dan ulang, namun ia akan lebih yakin dan mantap jika ada
orang yang sudah berpengalaman langsung dan bisa menceritakan kepadanya tentang
bagaimana cara memulai, dan apa saja yang harus dipersiapkan, seperti itu.
Mama membesarkan kita bertiga dengan
penuh semangat dan pantang baginya untuk menyiapkan pendidikan yang
setengah-setengah bagi kami. Namun ia juga menyadari, pendidikan adalah hal
yang mahal di jaman sekarang. Gaji tiap bulannya tidak bisa membuat perasaannya
tenang. Harus ada terobosan baru dalam karirnya, terlebih lagi untuk
persiapannya menghadapi hari tua. Waralaba yang menjanjikan dan ia yakini mampu
menjawab semua gundah gulananya salah satunya adalah Alfamart.
Di jalan pulang, Mama membahas hal ini
lagi. Ia bercertia banyak, tentang harapan dan ketakutannya. Harapan agar
pendidikan adik-adikku terjamin, agar Sami dan Bika bisa masuk kuliah kedokteran, agar
aku bisa langsung lanjut S2 setelah lulus tahun depan. Mama bercerita bahwa
tabungan terbesarnya adalah anak-anaknya, aset pertama yang harus ia penuhi
adalah pendidikan anak-anaknya. Mama menaruh harapan besar dengan rancangannya
sore ini. Dengan obrolan hari ini. Dari senyumnya dan tatapan matanya, aku tau,
ia berharap besar akan hal ini. Aku selalu mendoakan semoga Mama dapat jalan
terbaik dan dimudahkan jalannya untuk mewujudkan mimpinya punya salah satu gerai Alfamart, Amin.
Jadi inget Ibuku sendiri sambil nangis..
ReplyDeleteperjuangan seorang ibu tidak akan pernah luntur dalam hidupku.
Sukses yah untuk lombanya.