Thursday, October 20, 2011

Ternyata Kita Benar-Benar Stuck Sama Yang Namanya Rutinitas



Hari ini, Rabu, 20 oktober saya benar-benar baru wake up dan nggak nyangka separah ini rutinitas telah menjadi pola tetap dalam hidup saya. Selama 1,5 tahun terakhir ini secara tidak sadar, saya terjebak dengan rute yang sama buat nyampe ke gedung Fisip UB, selalu sama. Dan ketika jalur itu dirubah, apakah saya kelabakan?
Hari ini, saya berangkat ke kampus agak mepet dan terburu-buru, plus efek mules mau kuis mata kuliah yang dosennya "ehm" banget. Saya dengan terkaget-kaget mengikuti alur ke kampus yang udah di setting berubah banget sama bapak-bapak polisi yang siaga pagi-pagi. Jalanan macet agak parah, orang-orang masih sibuk adaptasi dengan rute baru. Saya rasa, banyak yang seperti saya, udah lighting sepeda motor kanan dan kecewa dengan perubahan rute. Saya keburu waktu, tapi saya nggak bisa macu sepeda motor lebih cepet lagi, separuh otak saya nuntut nyampe ke kampus dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, separuhnya lagi masih sibuk adaptasi dengan keadaan sekeliling saya.
Yang saya herankan disini, ternyata kita emang secara tidak sadar terpatok sama rute yang selalu sama tiap harinya buat nyampe dikampus. Dalam otak kita telah terbentuk sebuah pola dan setiap harinya kita tinggal menggikuti pola itu, tanpa berusaha mencari rute baru. Sepeda motor, sepeda, kaki, atupun mobil kita secara otomatis kita belokkan sesuai pola rute yang ada di otak kita. Ketika semua itu dirubah sedikit saja, kita kayak nggak bisa terima, pola berangkat ke kampus jadi agak chaos, otak rada lemot buat diajak adaptasi cepet-cepet. Em, mungkin itu salah satu penyebab mengapa saya cepat bosan, cepat galau akhir-akhir ini, saya telah diperbudak ama rutinitas, parah, sangat parah.

No comments:

Post a Comment